MODUL
SISTEM OTOMASI LAMPU MENGGUNAKAN APLIKASI RANGKAIAN KOMPARATOR
OP-AMP
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Akhir Matakuliah LAB PTE-02 Dibimbing oleh
Bapak
IRHAM FADLIKA S.T,M.T
OLEH
KELOMPOK 8 :
Lilis Setiorini (150534603272)
Maulana Ramadhan .V (150534603398)
Muhammad Bagus Arifin (150534600168)
M. Bayu SetyaWahyu .A (150534600431)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI S1 PENDIDIKAN
TEKNIK ELEKTRO
MEI
2016
SISTEM OTOMASI LAMPU MENGGUNAKAN APLIKASI RANGKAIAN KOMPARATOR
OP-AMP
I.
Latar Belakang
Dengan perkembangan teknologi elektronika saat ini,
telah banyak peralatan elektronika
yang di rancang untuk membantu pekerjaan manusia.
Salah satunya adalah system otomasi lampu menggunakan aplikasi rangkaian Komparator
Op-Amp. Aplikasi ini terdiri dari beberapa komponen yaitu LDR,
kapasitor, resistor, transistor. . Dengan kemajuan teknologi saat ini,
campur tangan manusia dalam operasional berusaha dikurangi. Pada saat keadaan
di taman gelap, secara otomatis
sensor LDR akan mengirim sinyal ke rangkaian op amp untuk menghidupkan lampu taman.
Beban lampu penerangan umumnya
di taman dioperasikan secara
manual oleh manusia. Saklar otomatis akan memudahkan operasional.
Efektif dan efisien untuk menghindari lampu
yang menyala sia-sia tanpa ada aktivitas.
Tujuannya untuk menghindari pemborosan energy listrik.
II.
Tujuan
1. Memenuhi
tugas akhir LAB – PTE 2.
2. Untuk
mengetahui cara kerja OP-AMP, fungsi, aplikasi dalam kehidupan, dan pembuatan
alat.
3. Mengetahui
nilai pengukuran alat dalam bentuk angka dan pernyataan.
III.
Landasan
Teori
a.
OP-AMP sebagai komparator
Komparator
adalah komponen elektronik yang berfungsi membandingkan dua nilai kemudian memberikan hasilnya, mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil. Komparator bias dibuat dari konfigurasi open-loop Op Amp. Jika
kedua input pada Op Amp pada
kondisi open-loop, maka Op Amp
akan membandingkan kedua saluran input tersebut. Hasil komparasi dua tegangan pada saluran masukan akan menghasilkan tegangan saturasi positif (+Vsat) atau saturasi negatif (-Vsat).
Sebuah rangkaian komparator pada Op Amp akan membandingkan tegangan yang masuk pada satu saluran input dengan tegangan pada saluran input lain, yang disebut
tegangan
referensi. Tegangan output
berupa tegangan high atau low sesuai dengan perbandingan Vin danVref. Vref di
hubungkan
ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai pembagi tegangan,
sehingga nilai tegangan
yang di referensikan
pada
masukan + op-amp adalah sebesar :
V = [R1/(R1+R2) ] * Vsupply
Op-amp tersebut akan membandingkan nilai tegangan pada kedua masukannya,
apabila
masukan (-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran op-amp akan menjadi sama dengan –
Vsupply, apabila
tegangan
masukan (-) lebih kecil dari masukan (+) maka keluaran
op-amp akan
menjadi
sama
dengan + Vsupply.
Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi – Vsupply, jika sebaliknya,
Vinput
lebih
besar
dari V maka
keluarannya
akan
menjadi + Vsupply. Secara umum prinsip kerja rangkaian komparator adalah membandingkan amplitude dua buah sinyal, jika
+Vin dan −Vin masing-masing menyatakan amplitude sinyal input tak membalik dan inpu tmembalik, Vo dan Vsat masing-masing menyatakan tegangan output dan tegangan saturasi, maka prinsip dasar dari komparator adalah:
+Vin ≥ −Vin maka Vo = Vsat+
+Vin
< −Vin maka Vo = Vsat−
Keterangan:
+Vin = Amplitudosinyal input
takmembalik (V)
−Vin = Amplitudosinyal input
membalik (V)
Vsat+ = Tegangansaturasi + (V)
Vsat− = Tegangansaturasi - (V)
Vo =
Tegangan output (V)
b.
Resistor
Resistor adalah komponen elektronik dua
saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan
diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mangalirinya. Resistor sebagai pengaman arus yang
masuk ke transistor. Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan
daya listrik yang dapat diboroskan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu,
desah, listrik, dan induktansi.
Resistor dapat di integrasikan ke dalam
sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak
kaki bergantung pada desain sirkuit, resistor harus cukup besar secara fisik
agar tidak menjadi terlalu panas saat memboroskan daya.
c.
Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai
penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi
semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya atau tegangan inputnya,
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya transistor memiliki 3 terminal.
Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar
yang melalui 2 terminal lainnya.
Transistor jenis NPN
Tersusun oleh semi konduktor tipe P yang diapit oleh 2
buah semikonduktor tipe N yang berfungsi sebagai sakelar elektrik untuk menghidupkan
relay. Sedangkan relay berfungsi sebagai sakelar untuk menghidupkan lampu.
Prinsip kerja transistor NPN adalah :arus akan mengalir
dari kolektor ke emitor jika basisnya dihubungkanke ground (negatif). Arus yang
mengalir dari basis harus lebih kecil dari pada arus yang mengalir dari kolektor
ke emitor, oleh sebab itu sebaiknya pada pin basis dipasang sebuah resistor.
d.
Kapasitor
Kapasitor adalah
rangkaian elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor
terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh sebuah bahan dielektrik.
Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif
akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang
sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satulagi. Muatan positif
tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif
tidak dapat menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik
yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada
ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, fenomena .kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya
muatan-muatan positifdan negatif di awan.
e.
LDR
LDR atau Light Dependent Resistor adalah
jenis resistor yang memiliki nilai resistansi yang tidak tetap, artinya nilai
tahanan/ resistansi komponen ini dapat berubah-ubah. Perubahan nilai
resistansinya tergantung dari kuat lemahnya cahaya yang di terima. Pada keadaan
gelap tanpa cahaya sama sekali. LDR memiliki nilai resistansi yang besar. Nilai
resistansinya ini akan semakin kecil jika cahaya yang jatuh ke permukaannya
semakin terang. Pada keadaan terang benderang (siang hari) nilai resistansinya
dapat mengecil hingga beberapa ohm saja.Dengan sifat LDR yang demikianmaka LDR
bisadigunakansebagai sensor cahaya.
- Rancang Bangun
Sistem
1.
Alat dan Bahan
a. Alat :
i.
Laptop.
ii.
Express PCB.
iii.
Solder 40 watt.
iv.
AVO meter analog.
v.
Atraktor
vi.
Tang potong.
vii.
Tang cucut.
viii.
Pinset.
ix.
Cutter.
x.
Amplas
b. Bahan:
i.
Resistor
·
470ohm x2
·
10k x2
·
1k x1
ii.
ELCO 220uF/16V
iii.
LDR
iv.
Soket IC 8 pin
v.
Relay 12V
vi.
IC LM 741
vii.
Dioda 1N4001
viii.
Transistor C9013
ix.
PCB
x.
Acrilic
xi.
Kabel
xii.
Timah
xiii.
Spacer x10
xiv.
Fery Clorid
2. Mekanisme Prototype.
Rangkaian ini menggunakan prinsip kerja dari
komparator op-amp, yaitu membandingkan tegangan sensor (pin IC nomer 2) dan
tegangan referensi (pin IC 3). Hasil komparasi dua tegangan pada saluran
masukan akan menghasilkan tegangan saturasi positif (+Vsat) atau saturasi
negatif
(-Vsat) pada pin output IC nomer 6.
Keadaan 1 :
Saat kondisi terang, nilai resistansi LDR semakin mengecil sehingga pin IC
nomer 2 mendapat input tegangan yang lebih besar dari pin IC nomer 3. Hasil
komparasi (perbandingan) akan mendekati nilai 0 atau kurang dari 12v, sehingga
basis transistor tidak terbias oleh tegangan dari pin 6. Pada kondisi ini relay
dalam keadaan off (normally open).
Keadaan 2 :
Saat kondisi gelap nilai resistansi dari LDR semakin besar), tegangan pada pin
2 kaki IC turun, disebabkan karena semakin bertambahnya nilai resistansi dari
LDR, hal ini menyebabkan terpicunya pin 6 pada kaki IC sehingga transistor
terbias, sehingga tegangan tersebut langsung disalurkan ke Relay untuk
mengaktifkan relay.
Sedangkan cara kerja relay di bagi atas 3 cara yaitu sebagai berikut :
Normally Open
|
Relay akan membuka jika tidak ada arus
listrik.
|
Normally Close
|
Relay akan menutup jika dialiri arus
listrik.
|
Change over
|
Relay ini memiliki kontak tenga yang
akan melepaskan didri dan membuat kontak lainnya berhubungan
|
V.
Hasil Pengukuran
a) Tabel
Output Pengukuran Prototype :
No
|
Tegangan
Vin +
Pin
ic no 3
|
Tegangan
Vin -
|
Nilai
Resistansi LDR
|
Kondisi
Cahaya
|
Tegangan
V out
|
Relay
|
Lampu
Pijar
|
1
|
|||||||
2
|
|||||||
3
|
|||||||
4
|
|||||||
5
|
|||||||
6
|
|||||||
7
|
|||||||
8
|
|||||||
9
|
|||||||
10
|
b) Tabel
Output Pengukuran Prototype :
No
|
Tegangan
Vin +
Pin
ic no 3
|
Tegangan
Vin -
|
Nilai
Resistansi LDR
|
Kondisi
Cahaya
|
Tegangan
V out
|
Relay
|
Lampu
Pijar
|
1
|
5
Volt
|
1 Volt
|
Gelap
|
NC
|
ON
|
||
2
|
5
Volt
|
2
Volt
|
Gelap
|
NC
|
ON
|
||
3
|
5
Volt
|
3
Volt
|
Gelap
|
NC
|
ON
|
||
4
|
5
Volt
|
4
Volt
|
Gelap
|
NC
|
ON
|
||
5
|
5
Volt
|
5
Volt
|
Terang
|
NC
|
ON
|
||
6
|
5
Volt
|
6
Volt
|
Terang
|
NC
|
ON
|
||
7
|
5
Volt
|
7
Volt
|
Terang
|
NC
|
ON
|
||
8
|
5
Volt
|
8
Volt
|
Terang
|
NC
|
ON
|
||
9
|
5
Volt
|
9
Volt
|
Terang
|
NC
|
ON
|
||
10
|
5
Volt
|
10
Volt
|
Terang
|
NC
|
ON
|
VI.
Penutup
Kesimpulan
Sensor cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu
jenis resistor yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami
perubahan penerimaan cahaya. Prinsip kerja sensor cahaya LDR, akan berubah
seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenai atau yang ada di sekitarnya.
Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10 MΩ dan dalam keadaan terang
sebesar 1 kΩ atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti kadmium
sulfida. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih
banyak muatan yang di lepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan
telah mengalami penurunan.
Tegangan keluaran pada saat tidak adanya cahaya atau intensitas
cahayanya rendah maka tegangan keluarannya besar, berbeda jika intensitas
cahayanya tinggi maka tegangan keluarannya kecil. Sedangkan hambatan pada saat
intensitasnya rendah didapat bahwa lebih besar daripada hambatan pada saat
intensitas cahayanya tinggi atau pada saat LDR terbuka atau adanya cahaya.
Jika tidak ada cahaya atau intensitas cahaya rendah maka lampu
secara otomatis akan menyala dengan sendirinya begitupun jika intensitas cahaya
tinggi maka lampu akan mati dengan sendirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar